Kembali lagi ke atas

13.4.10

BUTUH RP 2 TRILIUN PER TAHUN UNTUK PENINGKATAN INFRASTRUKTUR JALAN DI PAPUA


Luasnya wilayah dan kurangnya infrastruktur jalan di daerah Papua menyebabkan sulitnya masyarakat mengakses kawasan di Papua menggunakan angkutan darat. Sehingga, angkutan udara yang masih menjadi andalan masyarakat menyebabkan mahalnya harga barang di Papua. Untuk itu diperlukan infrastruktur jalan agar membuka akses daerah terisolasi dan mendukung pertumbuhan ekonomi Papua.

”Untuk wilayah Papua, paling tidak membutuhkan dana Rp 2 triliun per tahun agar pembangunan infrastruktur jalan Trans Papua dapat terpenuhi”, ujar Direktur Jalan dan Jembatan Wilayah Timur Chairul Taher saat mendampingi Kunker Komisi V DPR RI ke Papua.
Disadari bahwa Papua memiliki potensi alam yang sangat baik. Hanya saja, dana yang dialokasikan untuk pembangunan jalan di Papua masih belum mencukupi. Selain itu, ketersediaan bahan baku serta dana yang terbatas menyebabkan pembangunan infrastruktur di Papua mengalami kendala. Harga semen di beberapa wilayah di Papua mencapai Rp 1 juta per sak. Dikarenakan biaya distribusi bahan baku masih sangat tinggi.
Menurut Chairul, 11 ruas jalan strategis – prioritas di Provinsi Papua 2010 – 2014 akan sangat mendukung perekonomia. Karena, ruas-ruas tersebut menghubungkan pusat-pusat perekonomian yang diharapkan dapat meningkatkan perekonomian, menekan biaya transportasi dan membuka daerah terisolasi di Papua.
Tujuh ruas jalan strategis antara lain Nabire-Wagete-Enarotali (262 km), Timika-Mapurujaya-Pomako (39,6 km), Serui-Menawi-Saubeba (499 km), Jayapura-Wamena-Mulia (733 km), Jayapura-Sarmi (364 km), Jayapura-Hamadi-Holtekamp-batas Papua New Guinea (53 km), Merauke-Waropko (557 km) dengan total 2.056,6 km yang sudah fungsional.
Sedangkan empat ruas jalan prioritas Provinsi Papua sepanjang 361 km antara lain Depaprebonggrang, Wamena-Hebema-Habema-Kenyam, Wamena-Timika-Potowaiburu-Enarotali, ring road Jayapura. Untuk memenuhi pembangunan 7 ruas strategis dan 4 ruas prioritas tadi diperlukan dana sekitar Rp 9,78 triliun.
Untuk kawasan Perbatasan, pemerintah juga tengah melakukan peningkatan jalan di daerah Skhow dan Merauke. Ruas jalan yang membatasi Indonesia dengan Papua New Guine sepanjang 500 km dari Merauke hingga Waroko. Kondisi jalan di perbatasan saat ini sepanjang 120 km sudah beraspal. Sisanya masih jalan tanah.
“Peningkatan jalan di perbatasan akan terus ditingkatkan untuk mengejar ketertinggalan dengan wilayah lain dan negara tetangga. Selanjutnya akan dibuat program multi years selama tiga tahun. Jika ruas jalan di perbatasan sudah selesai akan diarahakan ke pembangunan ke wilayah tengah, hingga ke Pegunungan Bintang dan Wamena.

Komentar :

ada 0 komentar ke “BUTUH RP 2 TRILIUN PER TAHUN UNTUK PENINGKATAN INFRASTRUKTUR JALAN DI PAPUA”